rtp airbet88

inipoker - Mimpi Pemuda dan Jalan Kelabu Lulusan Seni di Indonesia

2024-10-09 04:59:57

inipoker,imperialtoto,inipokerJakarta, CNN Indonesia--

Murid-murid Sekolah Menengah Musik (SMM) Yogyakarta atau SMK Negeri 2 Kasihan sedang tampil di sebuah panggung untuk pertunjukan musikaldi Jakarta pada 24 April 2024.

Di balik penampilan riang mereka tampil membawakan sejumlah lagu dengan apik dan penuh semangat, tak sedikit murid-murid ini mesti berjuang melawan stigma hanya untuk mengejar mimpi mereka.

Salah satunya yang diceritakan oleh Clara Paulita. Di sela-sela penampilannya di pentas Memeluk Mimpi-mimpi tersebut, Paulita bercerita dirinya mendapatkan nyinyiran orang terdekat saat memutuskan bersekolah di sekolah seni.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Paulita memilih bersekolah di SMM Yogyakarta bukan keputusan semalam. Ia sempat galau menentukan sekolah selepas SMP. Dengan masukan dari guru seninya yang melihat bakat Paulita dalam bernyanyi, tercetuslah SMM Yogyakrta.

Lihat Juga :
Tim Penari Latar Ungkap Momen Ketemu IU di Konser Indonesia

Paulita termasuk beruntung lantaran ibunda membebaskan dirinya dalam memilih sekolah. Meski begitu ia tetap tak terbebas dari nyinyiran orang lain dalam memandang jenis pendidikan tertentu.

Paulita tak sendirian. Temannya di SMM Yogyakarta, Damianus Wijayanto, juga mengalami hal serupa. Pria yang kerap disapa Anto itu memang sedari awal meniatkan diri menjadi musisi, tak peduli dengan anggapan orang soal keputusannya pilih studi seni.

"Pandangan dari orang yang justru aku enggak kenal, kayak misalnya ketemu orang di jalan, aku lagi latihan atau kayak nyanyi, tiba tiba terdengar saja orang jalan 'ih ngapain sih nyanyi-nyanyi kayak gitu'," kata Anto.

"Cuma kalau aku sendiri yakin, karena memang sudah cita-cita aku juga kan buat jadi seorang musisi, jadi aku ya, apa yang aku senang, ya itu yang aku laksanakan," lanjutnya.



Kepala SMK Negeri 2 Kasihan / SMM Yogyakarta, Turino, mengiyakan pengalaman anak-anak muridnya itu. Kata Turino, masih banyak orang tua memiliki paradigma seniman itu belum bisa menjadi pekerjaan yang menghasilkan atau pantas disebut cita-cita.

"Banyak orang tua yang masih ragu, kalau sekolah di sekolah musik seni secara umum mereka masih ragu, apakah nanti bisa hidup," kata Turino.

Paling Kecil

Padahal, ada pula contoh lulusan pendidikan seni yang mampu tampil membanggakan. Putri Ariani misalnya yang adalah lulusan SMK Negeri 2 Kasihan/SMM Yogyakarta. Dirinya berhasil menjadi sorotan dunia saat pentas di America's Got Talent 2023.

Namun Putri Ariani mungkin contoh kecil dari lulusan pendidikan seni di Indonesia yang berhasil. Faktanya, stigma yang diterima oleh para pelajar dan pendidik seni seperti yang dialami oleh Anto dan Paulita memang berasal dari perhatian minim dari bangsa yang katanya kaya seni budaya.

[Gambas:Video CNN]



Data Statistik Pendidikan Tinggi 2020 yang dirilis Kemendikbudristek menunjukkan seni menjadi kelompok bidang ilmu yang sangat kecil dari seluruh bidang ilmu di Indonesia.

Dari 3.166 perguruan tinggi di Indonesia yang ada di bawah koordinasi Kemendikbudristek, baik swasta ataupun negeri, setidaknya hanya ada 11 atau 0,3 persen perguruan tinggi yang mengkhususkan diri untuk seni.

Selain itu, dari 29.413 jurusan atau program studi (prodi) yang ada di Indonesia, bidang seni hanya bisa dipelajari di 426 jurusan atau 1,4 persen. Jauh dari Ekonomi dengan 3.599, Kesehatan sebanyak 4.034, apalagi dengan bidang terbanyak yakni Pendidikan dengan 6.032 prodi.

Infografis - Potret Pendidikan Seni di Indonesia dalam AngkaInfografis - Potret Pendidikan Seni di Indonesia dalam Angka. (CNN Indonesia/Astari Kusumawardhani)

Lulusan seni juga menjadi yang paling kecil di antara seluruh lulusan pendidikan tinggi di Indonesia yang mencapai 1.535.074 (2020), yakni cuma ada 15.042 lulusan seni atau setara dengan 0,98 persen dari populasi tersebut.

Untuk sebuah negara besar dengan kekayaan seni budaya melimpah, data tersebut menjadi penggambaran yang kontradiktif. Padahal, seni bukan cuma soal menjadi musisi atau seniman, tetapi juga mereka yang meneliti, preservasi, hingga mengajarkan ke generasi penerus.

Lanjut ke sebelah...

 

Lulusan seni yang sedikit itu pun masih harus putar otak dalam menghadapi kenyataan di lapangan. Tak jarang, mereka harus bekerja di luar bidang spesifik yang sudah mereka jalani selama di bangku pendidikan. Hal itu terlihat dari sebuah survei Nugroho dan Hernadi pada 2023 terhadap lulusan seni musik di sebuah universitas periode 2017-2022.

Survei yang diterbitkan dalam jurnal IMAJI: Jurnal Seni dan Pendidikan Seni itu menemukan alumni program studi seni musik seringkali harus memiliki beberapa pekerjaan sekaligus, mulai dari berwirausaha, hingga menjadi guru (62,4 persen), karyawan (12,9 persen), atau menjadi YoTuber, operator IT, dan sebagainya.

Sementara itu, lulusan pendidikan vokasi yang digalakkan Kemendikbudristek untuk menyiapkan tenaga ahli profesional juga mengalami hal serupa.

Lihat Juga :
OBITUARIJoko Pinurbo, Sang Sastrawan Penggubah Humor dan Ironi

Berdasarkan data Tracer Study Vokasi Kemendikbudristek 25 November 2022, sebanyak 38,9 lulusan SMK seni memilih bekerja, 15,2 persen berwirausaha, 15,6 persen melanjutkan studi, tapi ada 12,9 persen yang masih jadi pengangguran.

Indah Tjahjawulan dalam tulisannya, Bagaimana Pendidikan Tinggi Seni Indonesia Khususnya Institut Kesenian Jakarta Menghadapi Revolusi Industri 4.0?, menilai jumlah program studi seni yang ada di Indonesia sangatlah minim.

"Jika pemerintah ingin menghasilkan aset pendukung ekonomi kreatif Indonesia, sudah sewajarnya jika lebih serius mengurus Pendidikan Tinggi Seni," tulis Indah dalam artikel yang terbit di Jurnal Seni Nasional CIKINI, 5 (2) Desember 2019-Mei-2020, halaman 60-71.

Menurut Indah, dalam ekosistem 16 sub sektor ekonomi kreatif, "hampir semua subsektor atau tepatnya 12 subsektor sumber daya berasal dari Pendidikan Tinggi Seni/Fakultas Seni dan Desain".

[Gambas:Video CNN]



Eman-eman

Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbudristek Ahmad Mahendra mengatakan Kemendikbudristek bukan hanya mengurus soal kurikulum para sekolah vokasi yang ada di bawah mereka.

Ahmad menyebut Dirjen Vokasi ada "pendanaan khusus untuk para SMK" secara keseluruhan, sebagai bantuan kepada sekolah untuk membantu para peserta didik.

"Kalau kita ya mengembangkan programnya, sehingga menunjukkan lebih ke industri, menunjukkan lebih talenta-talenta yang profesional, dan sebagainya," kata Ahmad.

"Akan fokus juga pendanaan untuk mengembangkan untuk seperti sekolah-sekolah seni, sehingga kurikulumnya juga menjadi lebih baik," lanjutnya.

Lihat Juga :
RUNTAISlamet Rahardjo: Teater Tidak Boleh Mati

Salah satu contoh pengembangan lulusan sekolah seni yang ada di bawah naungan Ahmad Mahendra adalah pada bidang perfilman. Ia mengklaim sedang mengembangkan pemetaan kebutuhan sumber daya sejumlah proyek film besar yang sedang syuting.

Dari pemetaan tersebut, pihaknya akan bekerja sama dengan Dirjen Vokasi dan Badan Perfilman Indonesia agar lulusan SMK seni bidang film bisa ikut workshop sebagai "jembatan" menuju industri film.

Namun Indah menilai, negara bisa bertindak lebih untuk mempersiapkan para lulusan pendidikan seni sesuai dengan perkembangan zaman. Sehingga pada kemudian hari, lulusan seni memiliki peran dan bisa berkontribusi "pada kemandirian ekonomi negara".

"Perlu ada peninjauan kembali pada regulasi Pendidikan Tinggi yang adaptif dengan perkembangan pola belajar mahasiswa di generasi mendatang, seperti misalnya meninjau apakah dari struktur organisasi Pendidikan Tinggi sudah cukup adaptif atau dari segi pengelolaan SDM pendidik (dosen) apakah konsep pembinaan sekarang sudah cukup memadai," tulis Indah.

[Gambas:Photo CNN]



Selain itu, Indah menyinggung soal porsi pemberian beasiswa untuk para mahasiswa dan peserta pendidikan seni. Indah menilai, seni "perlu menjadi pertimbangan khusus bagi pemerintah untuk menyediakan beasiswa khusus bagi Pendidikan Tinggi Seni, dan yang terkait bidang seni" mengingat seni adalah "bagian dari sektor ekonomi kreatif".

Namun semua kembali ke masing-masing siswa. Paulita dan Anto menyadari modal lulus SMK saja tidak cukup, apalagi di bidang seni. Keduanya memilih untuk melanjutkan studinya ke perguruan tinggi, tepatnya seni musik ISI Yogyakarta.

"Setelah itu aku bakalan benar-benar ingin cari beasiswa untuk studi ke luar negeri," kata Paulita yang terinspirasi usai mendapat masukan penyanyi opera asal Bali, Henny Janawati.

"Katanya, 'eman-eman[sayang sekali] kalau cuma di sini doang, di Indonesia'."