rtp airbet88

liga gacor88 - Turki Mengaku Sahabat Rusia, tetapi Jual Senjata ke Ukraina

2024-10-09 00:46:58

liga gacor88,togel kentucky midday,liga gacor88
JPNN.com » Internasional » Eropa » Turki Mengaku Sahabat Rusia, tetapi Jual Senjata ke Ukraina

Turki Mengaku Sahabat Rusia, tetapi Jual Senjata ke Ukraina

Minggu, 10 April 2022 – 01:59 WIB Turki Mengaku Sahabat Rusia, tetapi Jual Senjata ke UkrainaFacebook JPNN.comTwitter JPNN.comPinterest JPNN.comLinkedIn JPNN.comWhatsapp JPNN.comTelegram JPNN.comArsip - Presiden Rusia Vladimir Putin (kanan) bertemu dengan Presiden Turki Tayyip Erdogan di Sochi, Rusia, 3 Mei 2017. (ANTARA/Reuters/Alexander Zemlianichenko/as)

jpnn.com, MOSKOW - Rusia telah mengeluh kepada Turki atas penjualan pesawat nirawak (drone) bersenjata Bayraktar TB2 ke Ukraina, kata seorang pejabat tinggi Turki pada Jumat (8/4).

"Rusia kesal dan dari waktu ke waktu mereka mengeluh tentang penjualan drone. Mereka dulu pernah mengeluh (tentang hal serupa) dan sekarang mengeluh lagi," kata birokrat Turki itu pada pertemuan dengan media asing.

Pejabat Turki itu menambahkan bahwa penjualan drone bersenjata itu dilakukan oleh perusahaan swasta Turki dan bukan kesepakatan antar negara.

Baca Juga:
  • Rusia Ditendang dari Dewan HAM, Indonesia Peringatkan PBB

"Tetapi kami telah memberikan jawabannya bahwa ini adalah (penjualan) perusahaan swasta dan pembelian drone ini juga telah dilakukan sebelum perang," katanya.

Presiden Rusia Vladimir Putin mengirim pasukannya ke Ukraina pada 24 Februari untuk melakukan aksi yang disebutnya sebagai "operasi militer khusus" untuk mendemiliterisasi dan "denazifikasi" Ukraina.

Sementara Ukraina dan negara-negara Barat mengatakan bahwa Putin melancarkan perang agresi yang tidak beralasan.

Baca Juga:
  • Tas Nuklir Rusia Terlihat di Tangan Pengawal Vladimir Putin

Turki telah menjalin hubungan dekat dengan Rusia dalam kerja sama di bidang energi, pertahanan dan perdagangan, dan sangat bergantung pada turis Rusia.

Perusahaan pertahanan Turki Baykar telah menjual drone ke Kiev meskipun ada keberatan dari Rusia dan menandatangani kesepakatan untuk memproduksi lebih banyak drone sebelum invasi, dan langkah itu membuat marah Moskow.