rtp airbet88

mekar 777 - Indonesia Deflasi, 74 Persen Gen Z dan Milenial Masih Mau ke Konser

2024-10-09 04:49:07

mekar 777,kode alam 44,mekar 777Jakarta, CNN Indonesia--

Sebanyak tiga dari empat orang Gen Z dan Milenial masih tertarik untuk datang ke acara musik atau konserdalam enam bulan mendatang, di tengah situasi Indonesia yang dilaporkan mengalami deflasi.

Hal itu terungkap dari hasil survei yang dilakukan Jakpat pada 2.131 responden berusia 15-44 tahun di Jawa dan Bali pada 16-18 Agustus 2024, dengan margin of error di bawah 5 persen, dan melalui kuisioner via aplikasi daring.

Lihat Juga :
REVIEW KONSERYang Fana adalah Waktu, Sheila on 7 Abadi

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Demografi responden tersebut terdiri dari 47 persen Generasi Z atau yang saat ini berusia 15-27 tahun, dan 53 persen dari Generasi Milenial (Y) yang saat ini berusia 28-43 tahun.

Dalam hasil yang diterima oleh CNNIndonesia.com, sebanyak 74 responden berencana atau tertarik untuk tetap datang ke konser atau acara musik dalam enam bulan mendatang.

Di antara mereka, sebanyak 8 persen sudah membeli minimal satu tiket konser dalam jangka enam bulan setelah survei, kemudian ada 28 persen yang tertarik datang ke konser dan berencana untuk datang, dan 38 persen menyatakan tertarik tapi belum ada rencana.

Hanya 26 persen dari responden yang menyatakan dengan tegas tidak tertarik untuk datang ke acara konser dalam enam bulan mendatang.

[Gambas:Video CNN]



Dari ribuan responden tersebut, sebanyak 82 persen mengaku pernah datang ke konser secara langsung. Secara lebih spesifik, 30 persen di antaranya datang ke konser yang digelar pada 2024.

Pilihan Redaksi
  • BOYNEXTDOOR Akan Konser di Indonesia 12 April 2025
  • SEVENTEEN Konser Right Here di Jakarta 8 Februari 2025
  • Daftar Harga Tiket Konser 2NE1 di Jakarta, Dijual 7 Oktober

Menurut hasil survei, sebanyak 55 persen responden mengaku tetap ingin datang ke konser karena membutuhkan hiburan, kemudian 50 persen ingin melepas stres, dan 42 persen ingin melihat musisi idolanya tampil di atas panggung.

Sebanyak 60 persen responden mengakui musisi penampil adalah pertimbangan utama mereka ingin datang ke acara musik, baru kemudian adalah harga tiket yang mencapai 59 persen dari responden, bersaing dengan waktu pelaksanaan sebesar 55 persen.

Sementara itu terkait keuangan, sebanyak 29 persen pengunjung konser sudah memiliki alokasi bujet untuk membeli tiket konser musik, dengan rata-rata biaya yang bersedia dihabiskan adalah Rp666.648 per tiket konser.

"Konser musik merupakan sebuah event yang diminati oleh semua orang. Ini terlihat dari tingginya jumlah orang yang pernah dan berencana menghadiri konser musik," kata Head of Research Jakpat, Aska Primardi, dalam pernyataannya.

"Walaupun karakteristik setiap penonton itu berbeda, baik dari sisi gender, usia, ataupun kelas sosial ekonomi, namun setiap segmen memiliki preferensi tersendiri tentang jenis dan tema konser musik," lanjutnya.



"Sehingga tidak mengherankan bahwa semua event konser musik disambut dengan antusiasme yang tinggi dari calon penontonnya masing-masing," katanya.

Data survei tersebut juga menunjukkan tur Tunggu Aku Di dari Sheila on 7 menjadi acara konser musisi lokal yang paling banyak ditonton, yakni sebesar 40 persen dari responden.

Laporan ini datang di tengah Indonesia dilaporkan mengalami deflasi sejak Mei 2024, atau kini sudah memasuki bulan ke-lima.

Deflasi pada Mei tercatat sebesar -0,03 persen, pada Juni -0,08 persen dan meningkat pada Juli sebesar -0,18 persen. BPS juga mencatat Indonesia mengalami deflasi 0,12 persen secara bulanan pada September 2024.

[Gambas:Video CNN]



"Secara historis, deflasi September 2024 merupakan deflasi terdalam dibandingkan bulan yang sama dalam lima tahun terakhir, dengan tingkat deflasi sebesar 0,12 persen (month to month/mtm)," katanya dalam Konferensi Pers di Kantor BPS, Jakarta Pusat, Selasa (1/10).

"Deflasi pada September 2024 ini terlihat lebih dalam dibandingkan Agustus 2024 dan ini merupakan deflasi kelima pada 2024 secara bulanan," tambah Amalia.

Pada Agustus 2024, Ekonom Senior Indef Didik J Rachbini mengungkapkan deflasi tiga bulan berturut-turut kala itu berbahaya bagi perekonomian Indonesia karena menandakan lemahnya daya beli masyarakat.

"Yang sudah jelas ada di hadapan mata adalah penurunan pengeluaran konsumsi. Konsumen menunda pembelian untuk mengantisipasi harga yang lebih rendah lagi di masa depan karena keterbatasan pendapatannya dan banyak yang menganggur," kata Didik.

(kes/end)