rtp airbet88

mimpi membeli tas - Merasa Terancam, Putin Larang Media Investigasi Ini Masuk Rusia

2024-10-08 18:41:57

mimpi membeli tas,bet 188 link alternatif,mimpi membeli tas
JPNN.com » Internasional » Eropa » Merasa Terancam, Putin Larang Media Investigasi Ini Masuk Rusia

Merasa Terancam, Putin Larang Media Investigasi Ini Masuk Rusia

Jumat, 15 Juli 2022 – 23:17 WIB Merasa Terancam, Putin Larang Media Investigasi Ini Masuk RusiaFacebook JPNN.comTwitter JPNN.comPinterest JPNN.comLinkedIn JPNN.comWhatsapp JPNN.comTelegram JPNN.comVladimir Putin. Foto; AFP

jpnn.com, MOSCOW - Rusia, pada Jumat, melarang media investigatif Bellingcat dan mitra lokal utamanya untuk beroperasi di negara itu dan menyebutnya sebagai ancaman keamanan.

Media Bellingcat yang berbasis di Belanda mengekspos para tentara yang didanai oleh Rusia di balik jatuhnnya pesawat Malaysian Airlines MH17 di atas bagian timur Ukraina pada tahun 2014 dan mengungkap bahwa agen-agen FSB, dinas intelijen Rusia, dikirim untuk meracuni kritikus Kremlin Alexei Navalny pada tahun 2020.

Jaksa Agung Rusia mengatakan bahwa kegiatan Bellingcat dan mitranya, The Insider, "membawa tantangan... terhadap keamanan federasi Rusia."

Baca Juga:
  • Ritme Putin

Keduanya akan ditambahkan ke daftar "tidak diinginkan" Rusia, yang membuat mereka tak dapat beroperasi di Rusia.

Dengan demikian pula, akan menjadi ilegal bagi individu dan organisasi Rusia untuk bekerja sama dengan mereka, kata Jaksa Agung.

Pendiri Bellingcat Eliot Higgins menepis larangan tersebut, dan menulis cuitan di Twitter: "Bellingcat tidak memiliki kehadiran secara legal, keuangan, maupun staff (di Rusia), jadi ini belum jelas bagaimana Rusia berharap untuk menegakkan ini."

Baca Juga:
  • Vladimir Putin Diminta Jadi Dewa Penyelamat Sri Lanka

Sementara itu, The Insider berpusat secara legal di Latvia, sebuah langkah yang dirancang untuk melindung media itu dari otoritas Rusia.

The Insider telah bekerja dengan Bellingcat dalam kebanyakan investigasi tingkat tinggi organisasi tersebut dalam lima tahun terakhir, termasuk mengidentifikasi dan melacak pergerakan personel di balik tindakan meracuni mata-mata Rusia Sergei Skripal di Inggris pada tahu 2018.