rtp airbet88

dewajudiqq login - Referendum Kedua Jadi Harapan Terbaik Inggris

2024-10-09 00:00:59

dewajudiqq login,link alternatif saudaratoto,dewajudiqq login
JPNN.com » Internasional » Eropa » Referendum Kedua Jadi Harapan Terbaik Inggris

Referendum Kedua Jadi Harapan Terbaik Inggris

Minggu, 26 Mei 2019 – 09:02 WIB Referendum Kedua Jadi Harapan Terbaik InggrisFacebook JPNN.comTwitter JPNN.comPinterest JPNN.comLinkedIn JPNN.comWhatsapp JPNN.comTelegram JPNN.comWarga pro-Uni Eropa saat aksi demonstrasi menuntut referendum ulang Brexit di London, Foto: Reuters

jpnn.com, LONDON - Tanggal 29 Maret lalu seharusnya menjadi hari terakhir Inggris menjadi anggota Uni Eropa (UE). Tapi, perpisahan tak semudah angan-angan. Proses panjang negosiasi selama 2 tahun ditolak mentah-mentah oleh parlemen. Bukan satu dua kali, tapi tiga kali. Inggris akhirnya harus menunda perceraian dengan UE hingga 31 Oktober mendatang.

Sejak hasil referendum keluar dan keputusannya adalah meninggalkan UE alias Brexit, Inggris sudah bergolak. Masa depan negara tersebut terasa buram. Perusahaan dan bank-bank bersiap hengkang. Mereka yang sebelumnya mendukung perpisahan kini berpikir ulang.

Sebelum menyatakan mundur, Perdana Menteri (PM) Theresa May bahkan menawarkan untuk menggelar referendum kedua. Syaratnya, parlemen harus setuju lebih dulu dengan proposal kesepakatan yang dia bawa.

Baca Juga:
  • Belasan Politikus Inggris Incar Bekas Kursi Theresa May

Kini, setelah May lepas tangan, kepastian Inggris keluar dengan selamat dari UE kian tipis. Sebab, jika Boris Johnson benar-benar menggantikan May, peluang yang paling besar adalah hengkang dari UE meski tanpa kesepakatan alias no deal Brexit.

"Pengunduran diri May tidak menyelesaikan apa pun. Penggantinya masih harus mencari tahu bagaimana caranya menegosiasikan keluarnya Inggris dari UE," terang David Phinnemore, profesor bidang politik Eropa di Queen's University Belfast.

BACA JUGA: Brexit Makin Rumit, Theresa May Bersiap Mundur

Baca Juga:
  • Brexit Makin Rumit, Theresa May Bersiap Mundur
  • Inggris Mesra dengan Huawei, AS Ancam Putus

Phinnemore meyakini bahwa siapa pun pengganti May belum punya rencana mumpuni untuk menaklukkan parlemen dan membawa Brexit selangkah lebih maju. Hal senada diungkapkan profesor ilmu politik di Queen Mary University, London, Tim Bale. Menurut dia, pengganti May tidak akan mampu memengaruhi UE agar membuka kembali negosiasi.

Satu-satunya cara untuk mencegah no deal Brexit adalah menggelar referendum kedua. Itu bisa dilakukan jika sebagian anggota Partai Konservatif berpihak kepada Partai Buruh. (sha/c10/dos)


Berita Selanjutnya: Sandiaga Uno: Harus Ada Referendum